Ketika kita mengucapkan salam, Allah mengirimkan para malaikat untuk menjawab kita dengan Salam-Nya. Lebih baik kita semua mengulangi salam kita. Para Sahabat (ra) sering berlomba-lomba satu sama lain untuk mengucapkan, “As-salam `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh,” dan Nabi (saw) biasa menjawabnya dengan ucapan, “Wa `alaykum as-salaam wa rahmatullahi wa barakaatuh,” itu akan mengantarkan Nikmat Allah pada kita.
Dzikrullah akan membuat sebagaimana dikatakan, ia akan memberi kalian “kecerahan pada wajah.” Kalian mungkin tidak melihat kecarahan tersebut, tetapi orang-orang yang melihat kalian akan melihat kecerahan tersebut, karena ketika wajah kalian menjadi lebih cerah orang-orang dapat memperhatikannya, walaupun kalian tidak memperhatikannya. Dapatkah kalian melihat wajah kalian sendiri? Itulah sebabnya Nabi (saw) bersabda,
المؤمن مرآة أخيه
Al-mu’min miraata akhii.
Seorang Mukmin adalah cermin bagi saudaranya. (Bukhari, Adab al-Mufrad)
Seorang Mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya, bagi saudaranya, bagi orang lain yang tidak dapat melihat, ia adalah cermin baginya, dan kalian melihat refleksinya pada diri kalian karena ia mempunyai wajah yang cerah dari dzikrullah.
Jadi dzikrullah adalah penting karena ia memberi kita kecerahan di dunia dan di akhirat ia akan memberi kalian nuur, cahaya. Dan Nabi (saw) bersabda, dan setiap orang ingin masuk ke Surga, dan jangan pikir bahwa itu akan lama lagi, dunia akan berakhir. Setiap orang membuat rencana-rencana, awliyaullah tidak membuat rencana. Awliyaullah jika mereka menyukai kalian, mereka akan menjadikan kalian sebagai cermin, mereka akan menjadikan kalian sebagai seseorang yang tidak memerlukan orang lain lagi. Allah akan mengirimkan padanya (memenuhi kebutuhannya).
من قال كل يوم مائة مرة لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير أتى الله تعالى يوم القيامة ووجهه أشد بياضا من القمر ليلة البدر
Man qaala kulli yawmin miata marratin la ilaha ill ‘Llah wahdahu laa syariika lahu lahu’l-mulku wa lahu’l-hamd yuhyii wa yumiit wa Huwa `alaa kulli syay’in qadiir aata ’Llahu ta`alaa yawma ’l-qiyaamata wa wajhahu asyhaddu bayyaad min al-qamar laylati ’l-badr.
Jadi Nabi (saw) bersabda, “Barang siapa yang setiap hari mengucapkan–man qaala kulla yawmin miata marrah:
laa ilaaha illa-Llah wahdahu laa syariika lahu lahu ‘l-mulku wa lahu ‘l-hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa `alaa kulla syay’in qadiir,
yang (biasa) kita baca setiap selesai shalat–ia akan masuk Surga dan wajahnya akan lebih cerah daripada bulan purnama. (yakni, di antara semua penghuni Surga).
Itu berarti, barang siapa yang mengucapkan,
“la ilaha ill ‘Llah wahdahu laa syariika lahu lahu’l-mulku wa lahu’l-hamd yuhyii wa yumiit wa Huwa `alaa kulli syay’in qadiir,”
ia akan masuk Surga. Itulah sebabnya mengapa para Sahabat (ra) sering mengumpulkan adzkaar yang berbeda-beda ini yang disebutkan oleh Nabi (saw) dan kemudian menyimpannya di dalam sebuah buku kecil yang dinamakan al-Adzkaar, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Nawawi di dalam kitabnya, al-Adzkaar.
The mu’min is the mirror of his brother
When we say salam, Allah sends angels to answer us with His Salam. It is better that all of us repeat. The Sahaabah (r) used to compete with each other to say, “As-’salam `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh, and Prophet (s) used to answer with: “Wa `alaykum as-salaam wa rahmatullahi wa barakaatuh,” that will bring Allah’s Favors on us.
Dhikrullah will make as it is said, give you “brightness in the face”. You might not see the brightness but those who look at you see the brightness, because when your face become more and more bright people can notice, but you are not noticing. Can you see your own face? That is why the Prophet (s) said:
المؤمن مرآة أخيه
Al-mu’min miraata akhee.
The mu’min is the mirror of his brother. (Bukhari, Adab al-Mufrad)
The mu’min is the mirror of the believer, his brother, the other one who cannot see, he is a mirror for him, and you are seeing the reflection of him on you because he has bright face from dhikrullah.
So dhikrullah is important so that it gives us brightness in dunya and in Akhirah it will give you noor. And the Prophet (s) said, and everyone wants to run to Paradise, don’t think it’s going to be too long, dunya is ending. Everyone planning plans, awliyaullah don’t plan plans. Awliyaullah if they like you they make you a mirror, they make you someone not in need for anyone. Allah sends.
من قال كل يوم مائة مرة لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير أتى الله تعالى يوم القيامة ووجهه أشد بياضا من القمر ليلة البدر
Man qaala kulli yawmin miata marratin la ilaha ill ‘Llah wahdahu laa shareeka lahu lahu’l-mulku wa lahu’l-hamd yuhiyy wa yumeet wa Huwa `alaa kulli shayin qadeer aata ’Llahu ta`alaa yawma ’l-qiyaamata wa wajhahu ashaddu bayyaad min al-qamar laylati ’l-badr.
So the Prophet (s) said, “Whoever says every day, that is every day, man qaala kulla yawmin miata marrah:
laa ilaaha illa-Llah wahdahu laa shareeka lahu lahu ‘l-mulku wa lahu ‘l-hamdu yuhyee wa yumeet was huwa `alaa kulla shay’in qadeer,
which we recite after every prayer, he will enter Paradise and his face will be brighter than the full moon, (ie. the amongst all the people of Paradise).
It means anyone who says, say,
“Laa ilaaha illa-Llah wahdahu laa shareeka lahu lahu ‘l-mulku wa lahu ‘l-hamdu yuhiyy wa yumeet wa huwa `alaa kulla shay’in qadeer,”
will take you to Paradise. That is why the Sahaabah (r) used to collect these different adhkaar that Prophet (s) used to mention, and put in small book called al-Adhkaar, as Imam Nawawi explained in his own book, al-Adhkaar.
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani