Pesan Tahun Baru 1442H

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani menyapa Ummah Nabi (saw) dengan nasihat untuk menjaga kitab suci al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad (saw), memperingati Mawlid an-Nabi (saw), dan pentingnya melantunkan nasyid pujian kepada Nabi (saw) baik oleh anak-anak maupun dewasa.

Assalamualaykum warahmatullaahi taaala wabarakatuh,

Yaa ahbaba Rasulillah, wahai para pecinta Rasulullah (saw), wa yaa ahbaba shahabah, dan para pecinta Sahabat (ra), wa ahlil qura wal Awliya wa shaalihiin, dan para pembaca al-Qur’an dan para Awliya dan orang-orang yang saleh, wal qura wal aamiliin, dan para pembaca al-Qur’an dan para ulama yang mengamalkan apa yang mereka ketahui dan membaca kitab suci al-Qur’an.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah yang telah menjadikan kita sebagai bagian dari Ummat Habib al-Mushthafa (`alayhi afdhalu ‘sh-shalaatu wa ‘s-salam). Umat yang sungguh dicintai sebagai bagian dari al-Haqq, Allah ﷻ dan umat yang sungguh dicintai oleh Nabi ﷺ, dan umat yang sungguh dicintai dalam dada dan hati Nabi ﷺ yang diberkahi.

Alhamdulillah, nahmaduhu wanastainuhu wa nastaghfiruhu wa nastahdih, segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya dan kami memohon pertolongan dan ampunan-Nya serta bimbingan-Nya, wa na`udzubillaahi min syururi anfusinaa, wa min sayyi-ati a`malinaa, dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami, dan dari kejahatan amal perbuatan kami. Man yahdihillahu falaa mudhillalah, barang siapa yang Allah berikan petunjuk, maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya. Wa man yudhlil falaa haadiyalah, dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.

Kami telah banyak berbicara sebelumnya dan setiap peristiwa yang telah berlalu adalah di masa lalu, karena waktu berjalan dengan cepat bagi Ummah dan untuk taklim, mengaji al-Qur’an.

Insya Allah kita mencintai al-Qur’an dan kita telah dibimbing dengan petunjuk dari al-Qur’an. Ada banyak peristiwa besar dan penting yang terjadi yang bertujuan untuk menghentikan taklim al-Qur’an, tetapi Nabi ﷺ adalah sang pembawa al-Qur’an dengan Kekuatan dari Allah `azza wa Jalla.

Kita melewati zaman yang penuh masalah dan rintangan, dan kita ucapkan,

إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
Inna lillaahi wa inna ilayhi raaji`uun,
sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. (Surat Al-Baqarah, 2:156)

Barang siapa yang meninggal sebagai Muslim, maka baginya diberikan pengampunan atas dosa-dosa mereka dan baginya hubbu ‘n-Nabi ﷺ, cinta Nabi ﷺ.

Tahun 1442 telah tiba dan kita sekarang berada di zaman di mana para Awliyaullah memperoleh keberkahan dari zamannya Nabi ﷺ di mana risalah agung al-Qur’an sampai kepada Nabi ﷺ dipenuhi dengan cinta para Awliya dan cinta para Sahabat Nabi ﷺ. Para Sahabat (ra) memperoleh keberkahan melalui Nabi ﷺ dan kita pun berharap memperoleh keberkahan Nabi ﷺ.

Nabi ﷺ adalah qalbunaa, hati kita. Nabi ﷺ adalah mahabbatunaa, cinta kita. Nabi ﷺ adalah `azzunaa wa syarafunaa, kekuatan dan kemuliaan kita; dan Nabi ﷺ mencintai umatnya. Oleh sebab itu kita harus membuat diri kita mengikuti jejak sesuai dengan aqwalun Nabi wa haditsun Nabi, perkataan Nabi ﷺ dan Hadits Nabi ﷺ.

Kita berdoa dan berharap kepada Allah `azza wa jalla, semoga Dia menerima ini dari kita dan menutupi kesalahan kita dengan penutup yang indah.

Alhamdulillaahirabbil `aalamiin, dua puluh tahun yang lalu mereka menolak untuk merayakan Mawlid Nabawi syariif, dan saya menghadapi penolakan yang keras terhadap usaha saya sehingga perayaan itu harus ditangguhkan karena tindakan beberapa orang yang dibayar agar acara itu tidak terlaksana di Amerika.

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah, kita telah mencapai hasil dari lubang sempit yang meskipun pendek mengandung kekuatan yang sangat besar. Jadi, ambillah agama Rasul ﷺ. Ketika Nabi ﷺ menjalani Mirajnya pada Laylatil Miraj, para Awliya melantunkan bacaan yeng merupakan sebuah mukjizat keindahan yang menakjubkan. Mereka mempelajari suatu kekuatan yang dikenal dengan Mawlid an-Nabi ﷺ.

Tidak ada masjid yang muncul bila bukan untuk Nabi ﷺ. Beliau ﷺ adalah qudwatunaa wa mahabbatunaa, beliau adalah panutan dan cinta kita. Beliau ﷺ adalah kerinduan bagi kita.

Insya Allah, perayaan Tahun Baru ini adalah perayaan mahabbah di antara para ikhwan, saudara-saudara, di antara Nabi ﷺ dan Ummah al-Muhammadiyyah. Banyak perkataan dan perbuatan Nabi ﷺ yang tersebar luas sekarang ini dan mereka juga disebutkan dalam nasyid, dan tugas kita adalah menjaga nasyid tersebut setelah membaca al-Qur’an di sekolah-sekolah kita bersama anak-anak kita dan dengan mahabbah di antara para ikhwan. Setelah itu kita membaca Thalaal badrualaynaa min tsaniyaatil Wada`.

Setiap bacaan dari qasidah itu mengandung bagian dari mukjizat dan karamah, jadi bukalah mata dan hati kalian, insya Allah kalian akan memperoleh banyak hal. Walhamdulillaahi rabbil `aalamiin.

Rayakan dengan Qur’anil kariim, rayakan dengan mahabbatin Nabi ﷺ dan para Sahabat (ra), walhamdulillaahi rabbil `aalamiin, al-Fatihah.

Keselamatan dan Perlindungan melalui Doa Ayatu ‘l-Kursiyy

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
Fenton Zawiya, Michigan USA; Kamis, 15 Agustus 2020 


Segala sesuatu mempunyai awal dan akhir.  Berusahalah untuk menjaga agar akhir kalian baik. Orang-orang datang, duduk, mendengarkan, membaca, mereka berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kehidupan mereka.  Yang paling penting adalah menjaga hubungan kalian tetap baik dengan setiap orang.

Kita harus mengikuti Sayyidina Muhammad (saw).  Beliau (saw) bersabda, 

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ


Qul in kuntum tuhibbuuna ‘Llaaha fattabi`uunii yuhbibkumullaahu wa yaghfir lakum dzunuubakum w ‘Allaahu Ghafuuru ‘r-Rahiim.

Katakanlah (Wahai Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Surat Aali-`Imraan, 3:31) 

Jika kalian mengikuti Nabi (saw) dengan segala yang dibawanya, kalian akan menemukan kebahagiaan.  Jika kalian tidak mengikutinya, kalian akan mulai mengalami sakit, kalian mulai mengalami masalah serta hal-hal yang tidak kalian sukai, yang muncul dari tempat-tempat yang tak terduga dalam wujud anak cucu Adam (as). 

Apakah penyakit Corona itu?  Perhatikan, penyakit Corona ada dalam kata “Qarun” dalam Bahasa Arab.  Qarun adalah orang terkaya di zaman Sayyidina Musa (as).  Ia memohon tobat pada akhir hayatnya tetapi saat itu sudah terlambat dan ia termasuk orang yang merugi. 

Para Sahabat Musa (as) merasa iri dengan Qarun, karena ia sangat kaya.  Ia sering membawa kunci-kunci peti hartanya.  Allah menjadikannya sebagai fitnah–ujian bagi manusia.  

Pada saat itu semua orang mengatakan, “Lihatlah Qarun!  Ia adalah orang terkaya dan ia adalah yang terbaik.”  Ia ingin agar segala sesuatunya sempurna, tetapi ia melupakan Allah (swt) sehingga ia berakhir di Neraka Jahannam.  Allah (swt) ingin menunjukkan kekuatan yang dimiliki Qarun kepada orang-orang yang mengikuti dan mematuhinya untuk menguji mereka, apakah mereka akan mengikuti-Nya atau tidak. 

Sekarang orang-orang berlomba-lomba untuk mengejar uang, dan apa pun yang ada di dalam pikiran mereka, kalian akan menemukannya di meja-meja mereka.  Qarun adalah fitnah–ujian bagi setiap orang dan Allah (swt) menghancurkannya.  Allah (swt) mengirimkan zalzalah, guncangan yang besar kepadanya untuk menunjukkan kepadanya dan menghancurkannya.  Sekarang ini, orang-orang berusaha sebaik-baiknya untuk mendapat lebih banyak uang, jika kalian memperoleh sepuluh, kalian ingin dua puluh, dan jika kalian memperoleh dua puluh, kalian ingin empat puluh, tidak pernah berakhir.  Itu adalah kehidupan yang sulit.  

Ketika kita duduk di sini melakukan dzikir, mereka menahan pundak saya, dan berkata, “Jangan diteruskan!”  Karena ada orang-orang yang datang untuk shalat di sini dan mereka memikul banyak beban di pundak mereka.  

Ada dua orang, yang satu muda dan satunya lagi tua, mereka melewati kita, dan  mereka berasal dari golongan Jin Mukmin.  Sekarang ini kadang-kadang saya merasa ada seseorang yang menahan saya dari sisi kanan atau kiri.  Jika kedua jin ini memegang tangan Jin Mukmin yang mencintainya, mereka semua akan selamat.  

Orang-orang datang dan bertanya.  Orang yang pintar akan mengikuti mereka; bukan berarti mengikuti Jin, karena Jin mempunyai tempatnya sendiri.  Mereka memanggilnya.  Apakah Corona itu?  Itu adalah sejenis Jin yang turun ke Bumi dan membuat kerusakan di tempat-tempat yang tidak tersentuh oleh yang lainnya.  Mereka tidak dapat menyentuh kalian!  Mereka mungkin dapat menyentuh oran lain yang tidak shalat, tetapi kita tidak tersentuh.  

Sayyidina Sulayman (as) mempunyai Jin yang bekerja untuknya selama seratus tahun.  Qarun dibinasakan sementara Sayyidina Sulayman (as) diangkat ke Hadirat Allah, ke hadirat Nabi (saw), hadirat para Awliyaullah.  

Menurut kalian, apa yang dilakukan oleh para Awliyaullah sekarang?  Apakah mereka makan dan minum atau mereka terhubung dengan apa yang kita saksikan dari apa yang diberikan oleh Sayyidina Sulayman (as) kepada Ummah?

Mereka tidak dapat mengubah apa yang telah diputuskan oleh Allah.  Jin Mukmin tahu apa yang benar dan apa yang salah.  Jika kalian tidak mampu mengikuti salah satu dari Jin Mukmin, kalian mungkin akan mengalami beberapa kesulitan dalam kehidupan kalian.  Itulah sebabnya para Awliyaullah, mereka meletakkan sesuatu untuk membantu mereka dengan Jin.  Jin itu akan mengurus kesulitan yang dihadapi orang-orang ini, karena Jin itu adalah خدم khudama, mereka melakukan khidmah bagi manusia. 

Jadi jangan mengatakan bahwa, “Jin mengikuti aku,” atau “Jin menyakiti aku,” atau “Jin mempengaruhi aku,” ya mereka mungkin melakukannya.  Itulah sebabnya kita telah diberikan sesuatu dari Syekh kita–semoga Allah memberkahinya untuk dibaca setiap hari, dan itu adalah Doa Ayatul Kursi.  Itu bukanlah seperti yang biasa kalian baca.  Jangan mengatakan, “Aku tahu cara membaca Ayat Kursi.”  Doa ini bukanlah seperti doa yang sudah diketahui oleh orang-orang karena ia mengandung ungkapan-ungkapan yang khusus.  Itulah sebabnya orang-orang mendatangi mereka yang mengerti bagaimana menggunakan hakikat ini, untuk mengulurkan tangannya agar memperoleh manfaat dari Jin Mukmin ini, tetapi bukan kepada syayaathiin, karena tempat mereka adalah di Neraka.  

Sayyidina Sulayman (as) mengambil apa yang telah dikarunikan Allah kepadanya, yakni kekuatan atas Jin dan membagi kekuatan tersebut kepada orang-orang yang beriman.  Jadi siapa pun yang mempunyai masalah, ia dapat membaca doa Ayatul Kursi ini tujuh kali dan insya Allah kalian bersama keluarga akan menjadi lebih baik.  Kalian akan melihat sebuah perubahan besar.  Alhamdulillah, saya akan meminta Syekh Taher untuk memberikan foto copy dari doa ini kepada kalian dan insyaAllah kalian dapat membacanya mulai malam ini atau besok satu kali atau tujuh kali setiap hari.  Kalian akan melihat bahwa masalah kalian akan teratasi.  

Jangan mengatakan, “Aku telah mencobanya tetapi tidak ada respon dari Awliyaullah, dan masih ada Jin bersamaku.”  Ini tidak benar!  Cobalah, bila kalian melakukannya dengan ikhlas, kalian akan memperoleh dukungan dan kalian akan melihat suatu perubahan besar dalam kehidupan kalian. 

Alhamdulillah siapa pun yang membaca doa ini, Sayyidina Sulayman (as) akan datang kepadanya secara rohaniah; dan ketika beliau mendatanginya, beliau akan membawanya kepada Sayyidina al-Hazzaz, yang merupakan Sultan Jin, dan dari beliau Jin-Jin tidak dapat menyentuh manusia karena mereka berada di bawah dukungannya.  

Insya Allah, siapa pun dapat membaca doa ini, baik itu seluruh keluarga, seorang anak, orang dewasa, pria atau wanita, atau siapa pun.  Dan jika kalian kehilangan sesuatu dan tidak dapat menemukannya, kalian dapat membacanya empat puluh kali dan mereka akan mengirimkannya kembali kepada kalian. 

[Mawlana membaca qasidah]

Rijaalallah Rijaalallaah a`iinuunaa bi `awnillaah wa kuunuu `awnan lanaa billah `asaa nahzha bi-fadlillaah
. 3x.

Bacaan ini bersama doa Ayatul Kursi pasti akan menghilangkan efek dari manusia dan jin yang jahat.  Bacalah setiap hari tujuh kali bersama doa Sayyidina al-Hazzaaz (Doa Ayatul Kursi). 

Wa min Allah at tawfiq bi hurmatil Faatihah

[setelah video selesai Mawlana melanjutkan,]

Jangan mengatakan, “Ada Jin yang menempel padaku.”  Itu tidak benar.  Katakanlah, “Aku mendapat gangguan.”  Gangguan itu berasal dari Jin yang jahat terhadap manusia. 

[jiivay jiivay mursyid jiivay. Orang-orang bertepuk tangan]

Tepuk tangan bukan berasal dari Islam.  Orang-orang menggunakan apa pun bentuk sorakan yang mereka lihat dari acara-acara yang dilakukan oleh non Muslim. Jadi hilangkanlah tepuk tangan itu dari buku catatan kalian.  Jika kalian menghadiri suatu pertemuan, kalian tidak perlu bertepuk tangan; tetapi jika kalian harus bertepuk tangan karena itu sudah menjadi kebiasaan, itu tidak apa-apa.  Namun demikian lebih baik jika kalian membaca shalawat.  Itu akan memberi pahala lebih banyak bagi kalian karena untuk setiap shalawat yang kalian baca, kalian akan memperoleh sepuluh shalawat sebagai balasannya. 

Saya melihat lebih banyak wanita daripada pria di sini pada hari ini.  Hal itu karena iman mereka lebih kuat daripada para pria.

https://sufilive.com/Safety-and-Protection-through-the-Du-a-of-Ayatu-l-Kursiyy-7336.html

© Copyright 2020 Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected
by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr. 

Doa Ayatul Kursi

Shaykh Hisham Kabbani

Ini adalah Ayatul Kursi yang telah diperluas bagian demi bagiannya melalui khadam atau hamba dari ayat ini. Mereka berasal dari golongan malaikat dan jin. Jadi melalui ayat tersebut, sebagaimana saya bacakan tadi itu akan mengaktifkan seluruh malaikat dan jin di bawah ayat ini untuk membantu kalian dalam kebutuhan kalian dan apa pun yang kalian lakukan dan melindungi kalian dari segala sesuatu yang dapat terjadi. Dan raja yang bertanggung jawab atas seluruh jin dalam ayat tersebut adalah al-Malik Kandiyas. Beliau adalah yang mengirimkan jin-jin yang berada di bawah ayat ini kepada orang-orang yang membaca Ayatul Kursi dengan cara seperti itu. Dan itulah sebabnya di sini disebutkan beberapa kode seperti:

yā Allāhu yā Allāhu yā Allāh
Yā Raḥmānu yā Raḥmānu yā Raḥmān
Yā Raḥīmu yā Raḥīmu yā Raḥīm
Yā Hin yā Hin yā Hin

Itu adalah ekspresi jin, kemudian beliau mengatakan,

Yā Rabbāhu yā Rabbāhu yā Rabbāh
Yā Sayyadāhu yā Sayyadāhu yā Sayyadāh
Yā Hūwa yā Hūwa yā Hūwa


Itu adalah sebuah kode.

Bila kalian membacanya seperti itu, itu akan mengaktifkan jinnya untuk keluar dan membantu apa yang kalian perlukan. Dan itulah sebabnya beliau mengatakan, a`inuuni, tolonglah aku pada apa yang harus kulakukan. Kemudian beliau mengatakan di sini, “Ya Allah jadikanlah makhluk rohaniah dalam ayat tersebut berada di bawah kewenanganku, agar jin itu dapat membantuku pada apa yang kuperlukan, dan juga para malaikat dapat membantuku pada apa yang kuperlukan.” Kemudian beliau lanjutkan hingga As’aluka an tusakhkhira lī khuddāma hādzihi’l-āyah, aku memohon kepada-Mu untuk membuat khadam, yakni hamba-hamba dari ayat tersebut untuk membantuku dalam apa yang aku perlukan. Kemudian beliau mengatakan,

haylan haylan… ini adalah ekspresi jin.
jawlan jawlan… ini adalah ekspresi jin.
mulkan mulkan… ini adalah ekspresi jin.

Semoga Allah (swt) mengampuni kita. Kalian dapat menerjemahkan dan mengkopinya dan dengan berkah dan izin dari Mawlana Syekh saya berikan ijazah kepada setiap orang untuk membacanya. Untuk perlindungan ini harus dibaca 7 kali sehari. Untuk perlindungan dari apa pun yang akan datang, termasuk masalah-masalah besar yang akan turun ke Bumi ini, itu akan menjadi perlindungan untuk mereka semua.

Wa min Allah at-tawfiq bi hurmatil Faatihah.

Download Doa Ayatul Kursi selengkapnya: https://s.id/iZqYp

Ru’yah Mawlana Syekh Nazim mengenai Imam Mahdi (as) dan Doa Ayatul Kursi

Shuhbah Mawlana Syekh Hisyam Kabbani

Pada hari Kamis sore setelah Mawlana Syekh selesai melakukan tarawih dan mereka melakukan Shalatu ‘n-Najat, dan Shalatu t-Tasabih dan Shalatu ‘sy-Syukur, beliau berdiri untuk melakukan shalat dua rakaat, tiba-tiba beliau tidak sadarkan diri selama lima jam. Dan beliau mengatakan kepada saya–orang-orang yang ada di sekitar beliau berpikir bahwa beliau jatuh pingsan dan tidak bisa berdiri kembali. Mereka berusaha membawanya, memanggil ambulan dan seterusnya. Tetapi untuk alasan tertentu, Allah menunda mereka membawanya keluar dari rumah sehingga beliau tetap berada di sana, dan beliau mengatakan bahwa dalam lima jam tersebut, beliau telah dibawa oleh Awliyaullah ke hadirat Nabi (saw) dalam ru’yah–penglihatan yang beliau lihat dalam keadaan tidak sadar tersebut.

Beliau dibawa ke sebuah majelis besar di mana seolah-olah seluruh alam semesta ini berubah menjadi satu titik kecil dan beliau mengatakan bahwa seluruh Awliya dari abad ini, sebanyak 124.000 wali hadir pada saat itu. Mereka berada di satu sisi dan para Anbiya berada di sisi lainnya. Beliau kemudian melihat Mahdi (as) masuk secara langsung menuju hadirat Nabi (saw), di mana Nabi (saw) bersabda–dan ini adalah perkataan Mawlana Syekh, “Wahai anakku, kami telah menghiasi dirimu dengan busana yang belum pernah diberikan sebelumnya,” dan busana itu hanya untuk saat itu saja, karena setiap saat ada busana yang berbeda. Setiap abad mempunyai busananya sendiri. “Kami telah mengenakan padamu busana yang dapat melindungimu dan para pengikutmu dari intiqaamullaah, dari Pembalasan Allah di dunia.”

Beliau mengatakan, “Hukuman akan datang, tidak ada lagi tempat yang aman di Bumi. Tidak ada seorang presiden pun atau raja atau pemimpin negara yang dapat menghentikan apa yang akan terjadi. Itu di luar kendali. Sekarang segala sesuatu berada di tangan Awliyaullah, dan Kami telah menghiasimu dengan hal itu, untuk memikul tanggung jawab itu, mengikuti jejak Mahdi (as).”

Mawlana Syekh Nazim (q) mengatakan bahwa tidak lama setelah hal tersebut dikatakan, beliau melihat seluruh khulafa’ dan wakil Mahdi (as) datang dan mereka diperkenalkan satu per satu. Pada malam itu–di sini (Michigan, red.), mereka yang berada di sini, saya tidak tahu–kita telah melakukan semua yang kita lakukan, yakni shalat tarawih, shalat tasbih dan shalatu ‘sy-syukur, kemudian Mawlana mengilhamkan ke dalam hati saya untuk membacakan nama-nama Khulafa Mahdi (as) dan para wakilnya. Dan saya membacakannya di sini.

Itulah yang saya dapatkan pada malam itu. Mengapa? Saya tidak tahu. Saya katakan pada saat itu Mawlana Syekh memberikan hal itu sebagai informasi untuk umum bahwa sekarang ini waktunya telah tiba bagi mereka untuk mendengar nama Mahdi (as). Saya tidak tahu mengenai keadaan tidak sadar itu hingga tiga hari yang lalu melalui telepon ketika saya berbicara dengan beliau.

Jadi beliau memberi ilham di sini untuk membacakan nama-namanya, dan kami bacakan nama-nama Awliyaullah dan Syaykhul Islam, ada 9 Syaykhul Islam pada masa Imam Mahdi (as). Beliau mengatakan bahwa ketika beliau pingsan, mereka datang dan beliau dihiasi dengan busana yang berasal dari makna Hadits Nabi (saw), Laa dharar wa laa dhiraar fil Islam. La dharar, tidak ada bahaya yang menimbulkan kerusakan pada orang lain; wa laa dhiraar, tidak ada tindakan membalas kerusakan dengan kerusakan lain pada orang lain. Jadi tidak ada aksi yang membahayakan dan tidak ada aksi pembalasan. Artinya jika seseorang melakukan dharar, menyakiti kalian; kalian tidak bisa melakukan hal yang serupa terhadap orang lain, jadi tidak ada aksi yang membayakan atau merusak dan kalian tidak boleh menyakiti orang lain. Laa dharar wa laa dhiraar.

Beliau telah dihiasi dengan busana tersebut, dan seluruh Awliyaullah bersama khalifah Mahdi (as), keempat puluh khalifah dan 59 deputi, bahwa di mana siapa pun di dunia ini yang berusaha melakukan dharar, menyakiti siapa pun, hal itu tidak dapat diterima dan ia akan mendapat pembalasan dari-Nya. Dan beliau mengatakan, “Siapa pun yang melakukan aksi pembalasan, jika seseorang menyakiti kalian dan kalian melakukan aksi pembalasan terhadap orang lain yang tidak berdosa, mereka juga akan mendapat balasan dari-Nya. Hal itu harus dihentikan! Itulah sebabnya beliau katakan, ini di luar kendali, sekarang hal itu berada di tangan Awliya, bukan di tangan para presiden, raja atau pemimpin negara. Hal itu berada di bawah Awliya di bawah perintah Nabi (saw). Apa yang beliau katakan pada mereka, mereka akan melaksanakannya. Dan untuk melaksanakan perintah itu mereka tidak memerlukan senjata, mereka bahkan tidak memerlukan pisau, mereka tidak memerlukan tongkat, mereka hanya perlu mengirimkan sinyal ke dalam hati. Mereka dapat mencapai setiap orang melalui hatinya.

Beliau mengatakan bahwa dari tajali tersebut, dan beliau menyebutkan sebuah nama untuk tajali tersebut, beliau mengatakan, “Aku kenakan pada seluruh pengikutku tajalli hifzh, tajali perlindungan, sehingga mereka akan terlindungi.” Beliau juga mengatakan bahwa siapa pun yang berbicara sekarang ini, jika ia berada di jalan yang haqq dan ia melakukan perbuatan yang haqq maka ia akan mengikuti Tarekat Naqsybandi. Tidak akan ada tarekat lainnya kecuali Naqsybandi. Sayyidina Mahdi (as) juga seorang Naqsybandi, karena itu adalah jalannya Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq (ra). Nabi (saw) berbicara kepada Sahabatnya, “Laa tahzan inna ‘Llaaha ma`anaa, Jangan bersedih, karena Allah bersama kita!” (QS At-Taubah 9:40). Dan yang menjadi Sahabat bagi Nabi (saw) sekarang ini adalah Sayyidina Mahdi (as) dan yang menjadi Sahabat bagi Sayyidina Mahdi (as) adalah para menterinya yaitu para Awliyaullah, yang di antaranya adalah Mawlana Syekh Nazim (q), semoga Allah memberkahinya. (aamiin)

Mereka melaksanakan perintah ini sehingga perlindungan itu sudah dipakaikan. Dan beliau mengatakan bahwa Sayyidina Mahdi (as) berasal dari golongan shiddiqiyyun. Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq adalah Sahabat Nabi (saw). Beliau adalah shadiq, beliau telah mencapai level shiddiq, tak seorang pun mencapai maqam tersebut dan Mahdi (as) mewarisi rahasia ini dari Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq (ra). Beliau adalah khalifah Nabi (saw) yang pertama dan pada abad terakhir ini khalifah Nabi (saw) di Bumi yang sekarang adalah Mahdi (as). Dan itulah sebabnya beliau disebut ash-Shiddiiqul ashghar, jadi ada ash-shiddiqul akbar dan ash-shiddiqul ahsghar. Meskipun beliau adalah cucu Nabi (saw) tetapi beliau disebut sebagai junior yang muncul setelah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq (ra). Beliau bukanlah junior dalam arti ashghar secara harfiah, tetapi dalam arti yang simbolik, artinya bahwa beliau adalah shiddiq yang muncul di masa sekarang ini.

Dan beliau mengatakan bahwa sekarang beliau telah diberi ijazah pada malam ke-27 Laylatul Qadar tahun ini; beliau, sayyidina Mahdi (as) telah diberi otoritas untuk mengumandangkan takbir “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Dan ketika beliau mengatakan hal ini, Mawlana Syekh mengatakan bahwa seluruh alam semesta menjadi terbuka dan malam laylatul Qadar itu menjadi bersinar penuh cahaya, dan beliau memanjatkan doa dengan doa yang tidak dimengerti oleh siapa pun, kecuali Awliyaullah, Mahdi (as) dan Nabi (saw). Dan beliau mengatakan bahwa “Ini adalah kabar gembira bagi semua yang menjadi pengikutku dan ini adalah waktunya berniaga,” dan beliau mengatakan bahwa perniagaan terbaik sekarang ini adalah sadaqah, untuk memberi fii sabilillaah.

Apa pun dari harta kalian yang diberikan pahalanya akan dilipatgandakan tidak hanya sepuluh kali lipat atau tujuh ratus kali lipat sebagaimana yang dikatakan dalam hadits, tetapi pahalanya adalah tak terhingga. Siapa pun yang bersedekah di jalan Allah pahalanya adalah tak terhingga. Beliau mengatakan bahwa sedekah terbaik yang diterima dan paling produktif adalah menyebarkan ajaran Tarekat Naqsybandi. Jika seseorang dapat menyebarkan ajaran tersebut dalam berbagai media, buku-buku atau rekaman, atau TV atau radio atau yang lainnya, ini akan dicatat dari golongan shiddiqiin. Para Hari Perhitungan mereka akan dikumpulkan bersama orang-orang dari golongan ma’alladzina an’amallahu ‘alayhim mina ‘n-nabiyyin wa shiddiqin wa syuhada wa shalihin… (QS An-Nisa’ 4:69).

Semoga Allah (swt) mengampuni kita dan semoga Allah (swt) mendukung kita. Kemudian beliau memerintahkan saya untuk memberikan doa. Dan ini adalah doa Ayatul Kursi, yang dibaca setelah kalian membaca Ayat Kursi.

(Mawlana membaca Doa Ayatul Kursi–terlampir)

Doa Ayatul Kursi

Ini adalah Ayatul Kursi yang telah diperluas bagian demi bagiannya melalui khadam atau hamba dari ayat ini. Mereka berasal dari golongan malaikat dan jin. Jadi melalui ayat tersebut, sebagaimana saya bacakan tadi itu akan mengaktifkan seluruh malaikat dan jin di bawah ayat ini untuk membantu kalian dalam kebutuhan kalian dan apa pun yang kalian lakukan dan melindungi kalian dari segala sesuatu yang dapat terjadi. Dan raja yang bertanggung jawab atas seluruh jin dalam ayat tersebut adalah al-Malik Kandiyas. Beliau adalah yang mengirimkan jin-jin yang berada di bawah ayat ini kepada orang-orang yang membaca Ayatul Kursi dengan cara seperti itu. Dan itulah sebabnya di sini disebutkan beberapa kode seperti:

yā Allāhu yā Allāhu yā Allāh
Yā Raḥmānu yā Raḥmānu yā Raḥmān
Yā Raḥīmu yā Raḥīmu yā Raḥīm
Yā Hin yā Hin yā Hin

Itu adalah ekspresi jin, kemudian beliau mengatakan.

Yā Rabbāhu yā Rabbāhu yā Rabbāh
Yā Sayyadāhu yā Sayyadāhu yā Sayyadāh
Yā Hūwa yā Hūwa yā Hūwa

Itu adalah sebuah kode.

Bila kalian membacanya seperti itu, itu akan mengaktifkan jinnya untuk keluar dan membantu apa yang kalian perlukan. Dan itulah sebabnya beliau mengatakan, a`inuuni, tolonglah aku pada apa yang harus kulakukan. Kemudian beliau mengatakan di sini, “Ya Allah jadikanlah makhluk rohaniah dalam ayat tersebut berada di bawah kewenanganku, agar jin itu dapat membantuku pada apa yang kuperlukan, dan juga para malaikat dapat membantuku pada apa yang kuperlukan.” Kemudian beliau lanjutkan hingga As’aluka an tusakhkhira lī khuddāma hādzihi’l-āyah, aku memohon kepada-Mu untuk membuat khadam, yakni hamba-hamba dari ayat tersebut untuk membantuku dalam apa yang aku perlukan. Kemudian beliau mengatakan,

haylan haylan …itu adalah ekspresi jin.
jawlan jawlan… Ini adalah ekspresi jin.
mulkan mulkan…Ini adalah ekspresi jin.

Semoga Allah (swt) mengampuni kita. Kalian dapat menerjemahkan dan mengkopinya dan dengan berkah dan izin dari Mawlana Syekh saya berikan ijazah kepada setiap orang untuk membacanya. Untuk perlindungan ini harus dibaca 7 kali sehari. Untuk perlindungan dari apa pun yang akan datang, termasuk masalah-masalah besar yang akan turun ke Bumi ini, itu akan menjadi perlindungan untuk mereka semua.

Wa min Allah at-tawfiq bi hurmatil Faatihah.

Download Doa Ayatul Kursi selengkapnya: https://s.id/iZqYp

Langit dan Bumi Bersuka Cita untuk Mawlid an-Nabi (saw)!

Mawlana Shaykh Nazim al-Haqqani (q)
Lefke, Siprus; 22 Februari 2010

Bismillaah Sayyidii, madad. (Mawlana Syekh berdiri.)  La ilaaha illa-Llaah, la ilaaha illa-Llaah, la ilaaha illa-Llaah, Sayyidina Muhammad-ur Rasuulullah. Sayyidi ‘l-awwaliin wa’l-akhiriin, Sayyidina Muhammad (saw), zidhu `izzan wa syarafan, nuuran wa suruuran. Syafa`atak, kami memohon syafaatmu, dan menentang orang-orang bodoh yang menyangkal syafaatmu. syafa`ata ‘l-uzhma adalah untukmu! (Mawlana Syekh duduk.)

Sulthan al-Awliya, kami memohon dukungan surgawimu, wahai tuan kami, yang mengawasi segala sesuatu di planet ini.  Allah Allah, Allahu akbar al-akbar. Dan kami ucapkan, “Dastuur, memohon dukunganmu.”  Kami adalah orang-orang yang lemah, tidak mengetahui apa-apa.  Ajarilah kami segala yang kami perlukan untuk menjadi hamba yang baik bagi Tuhan Surgawi.  Awal dari adab yang baik adalah mengucapkan, “a`uudzu billahi min asy-Syaythaani ‘r-rajiim, menyatakan bahwa kita tidak bersama kelompok setani.  Begitu banyak kelompok berada di bawah payung Islam. Nabi (saw) mengatakan bahwa akan ada 73 golongan; satu di antara mereka akan selamat di dunia dan akhirat, dan mendapat kemuliaan yang lebih tinggi di antara seluruh makhluk, hanya satu (golongan) di antara mereka.

Para Sahabat (ra) Nabi Suci (saw) bertanya, “Siapakah mereka wahai Nabi yang kami cintai?”  

Nabi (saw) menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang akan bersamaku dan mengikuti kalian, karena kalian mengikuti aku.  Dan mereka akan berusaha untuk mengikuti kalian karena mereka tahu bahwa jalan kalian adalah jalan yang lurus, Shiraatha ‘l-Mustaqiim. Dan itu hanya ada satu, tidak mungkin ada dua Shiraatha ‘l-Mustaqiim.  Kalian dan orang-orang yang mengikuti kalian akan menjadi firqatun naajiyyah, golongan orang-orang yang selamat.  Mereka akan masuk Surga karena jalan mereka adalah jalan yang benar.”

“Bagaimana dengan 72 golongan lainnya?”

“Mereka akan mengaku bahwa, ‘Kami bersama Khatamul Anbiya, Nabi Penutup,’ tetapi mereka adalah para pembohong.  Mereka tidak mengikutiku, mereka mengikuti Setan. Ke-72 golongan itu semuanya bersama Setan. Jika Setan tidak bersama mereka, maka mereka akan menghormatiku.  Tetapi mereka tidak menghormatiku karena Setan mengatakan kepada mereka, ‘Engkau berada di jalan yang benar, dan merekalah yang tidak berada di jalan yang benar.”  

Guru dan pemimpin mereka yaitu Setan telah meletakkan sesuatu ke dalam 72 golongan ini.  Jika kalian bertanya siapa saja mereka, itu mudah. Besok malam adalah hari kelahiran Nabi (saw), Milad un-Nabi.  Orang-orang yang menolak untuk merayakan hari kelahiran Nabi Penutup (saw), kalian tahu–mereka bersama Setan. Hal ini karena Setan begitu hasad, begitu dengki dengan Nabi (saw), dan membuat orang-orang tidak merayakan hari kelahiran dan malam pertama dari Nabi Penutup (saw).  Mereka semua ini merayakan hari ulang tahun seseorang, ptuuh (meludah), tetapi jika kalian merayakan hari ulang tahun Nabi Penutup (saw), mereka mengatakan itu adalah haram, syirik, bid’ah dan kufur.

Di kepala mereka akan tertulis raghab `ala anfihim, kutukan bagi mereka!  Mereka begitu dengki terhadap manusia yang seharusnya dihormati, manusia yang paling mulia di antara seluruh makhluk!  Apa itu? Setan tidak senang, ia iri dengan Nabi (saw), sebagai makhluk yang paling dicintai, yang paling agung, yang paling mulia.  Setan adalah makhluk yang paling iri terhadap Nabi Penutup (saw), terhadap Kekasih Allah, makhluk yang paling dicintai di Hadirat Ilahi!  Saya bertanya pada kalian, wahai ulama Salafi dan orang-orang Wahhabi, siapakah makhluk yang paling dicintai di Hadirat Ilahi? Katakan!! (Mawlana Syekh berdiri)  Jika Muhammad (saw) bukan orang itu, lalu siapa yang akan berada di Hadirat Ilahi?!! (Mawlana Syekh duduk.)

Kalian adalah bangsa Arab, dan kalian mengerti bahasa Arab.  Allah (swt) berfirman kepada Kekasih-Nya,

لولاك لولاك ما خلقت الأفلاك

Law laak law laak maa khalaqtu ‘l-aflaak.
Jika bukan untukmu (wahai Muhammad), Aku tidak akan menciptakan aflaak (tubuh Surgawi; alam semesta).”

Itu adalah bahasa Arab, ya, dan kalian mengatakan bahwa itu tidak benar, tetapi kami katakan haatuu burhaanukum, bawa bukti-bukti kalian!  Itu adalah hadits qudsi, di mana Allah berfirman kepada Kekasih-Nya (saw), “Kapan dan di mana?  Yaitu ketika belum ada waktu dan ruang,” Allah (swt) mengatakannya kepada Nabi Penutup (saw). Ya, Allah mengatakannya tetapi tidak ada orang yang mengetahui jika Nabi (saw) tidak mengatakannya, tidak ada orang yang tahu, tidak ada orang yang membawa buku catatan dari sakunya dan mencatatnya, tidak.  Itu terjadi sebelum ada waktu dan ruang, “tidak ada waktu dan ruang,” ketika Allah mengatakannya kepada Kekasih-Nya. Hanya satu! Kepada satu-satunya!

Wahai orang-orang yang lalai, wahai para pendengki, para pengikuti Setan, khalifahnya Setan!  Seseorang bertanya kepada saya, “Wahai Syekh, engkau mengatakan bahwa Khalifah Nabi (saw) ada terus hingga Hari Kebangkitan.  Bagaimana dengan Setan, apakah ia juga mempunyai khalifah?” Ya, Setan mempunyai khalifah yang menentang Nabi Penutup (saw), yang penuh kedengkian.  Mereka adalah para khalifah Setan. Khalifah Setan artinya deputi, penerus atau pengikuti sejati dari Setan. Ya, itu begitu jelas. Mereka mengatakan hal-hal yang berbeda dan mempertahankan gagasannya.  Darimana kalian membawa hal-hal semacam itu dan mengatakan bahwa hadits qudsi tadi tidak benar? Katakan, “Law laak law laak maa khalaqtu ‘l-aflaak,”  “Jika bukan untukmu, Kami tidak akan menciptakan seluruh alam semesta.”   Selama 1400 tahun (hadits) ini sudah dikenal, ia tertulis untuk setiap ulama yang mengikuti jalannya Nabi (saw) hingga sekarang.  Hatuu burhanakum, bawa bukti-bukti kalian jika ini bukan hadits qudsi sungguhan.  Katakan, dari mana sumbernya? Apakah menurut kalian Islam dimulai dari Muhammad `Abdu ‘l-Wahhab, dan umat Muslim telah mengikuti jalan yang salah dan mereka semua akan menjadi musyrik dan kafir?  Darimana ia berasal, Abdul Wahhab? Tiba-tiba muncul sesuatu yang bertentangan dengan Nabi (saw)?

Tidak, kalian yang bertentangan dengan Syariatullah, dengan perintah Allah.  Islam tidak dimulai dengan `Abdu ‘l-Wahhab, Islam dimulai dengan Nabi Penutup (saw)!  Mereka bertanya, “Mengapa kalian menyebut kami ‘Wahhabi’?” Mereka sendiri yang mengatakan bahwa mereka adalah Wahhabi!  Saya bertanya pada ulama Salafi, satu pertanyaan. Apakah kalian membaca al-Qur’an suci? Siapa yang mengatakan, `ala dhalaalah (orang-orang yang sesat)?  Bagaimana kalian mengubah nama kalian?  Mengapa kalian tidak mengatakan, “Kami adalah Muslim!”  Allah (swt) menyebut kalian Muslim, mengapa kalian mengatakan, “Kami adalah Wahhabi!”  Mengapa kalian tidak mengatakan, “Kami adalah Muslim!” Kalian telah melanggar Islam dan melakukan dosa terbesar, sebuah kejahatan dalam Islam.  Mengapa kalian tidak mengatakan, sammaakum; mengapa kalian tidak mengatakan, “Kami menjadi Muslim.”  Kalian menyangkal diri sendiri dengan mengatakan, “Kami adalah Wahhabi!”

Wahai manusia!  Siapa yang mengikuti kaum Wahhabi, maka kutukan akan datang pada mereka.  Saya pikir mereka tidak mengetahui bahwa tafriqa (pemecahan) akan terjadi, dalam setengah abad berikutnya tidak ada satu pun dari mereka yang akan hidup di Bumi.  Seluruh dunia hanya untuk Muslim, dan kita tidak mengatakan, “Kami adalah Wahhabi,” kita mengatakan, “Kami adalah Muslim.”  Dan saya mengatakan ini kepada seluruh kaum Muslim, mengapa kalian mengikuti orang-orang itu? Mereka mengubah nama mereka, dengan mengatakan, “Kami mengikuti  `Abdu ‘l-Wahhab.” Mengapa kalian tidak mengatakan, “Kami adalah Muslim.” Apakah `Abdu ‘l-Wahhab seorang Nabi? Memberi kalian nama, “Kami adalah Wahhabi.” Siapa di antara kalian yang memberikan wewenang kepada mereka?  Para pengikut Setan, khaaf Allah, takutlah kepada Allah, qudratuh (Kekuasaan-Nya), atau kalau tidak, tidak ada seorang pun yang akan hidup di dunia.

Saya rasa tidak ada seorang pun di antara orang-orang yang mengatakan “Kami adalah Wahhabi” akan sampai pada zaman Sayyidina `Isa (as).  Ini adalah sebuah pengakuan yang besar. Kita mendapat deklarasi istimewa ini sekarang, malam ini, bahwa mereka berada di jalan yang salah, karena mereka mengatakan, “Kami adalah pengikut `Abdu ‘l-Wahhab,” dan, “Kami adalah Wahhabi,” dan memberi mereka nama bahwa mereka adalah “Wahhabi.”

إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ

inna bathsya rabbuka la syadiid.
Sungguh azab Tuhanmu sangat keras. (Al-Buruj, 85:12)

Allahu Akbar `alayhim, Allahu Akbar `alayhim, Allahu Akbar `alayhim dan kepada para pengikutnya!

A`uudzu billahi min asy-Syaythaani ‘r-rajiim.  Di manakah Islam sejati dan di mana (posisi dari) orang-orang yang mengikuti jalan yang salah sekarang?  Mereka begitu hasad, dengki, mereka tidak pernah rela untuk menghormati Nabi Penutup (saw). Allah (swt) sangat memuliakannya!  Itu artinya kalian berkelahi dan bertengkar dengan Allah (swt)! Kalian menentang Allah dan mengatakan, “Mengapa kalian bersama orang ini?”

Ohh, ohh, yaa Rabbii, subhaanallah!  As-salaamu `alaykum wahai para pendengar kami,

وَالسَّلَامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى

wa ‘s-salaamu `alaa mani ‘ttaba`a ‘l-huda.
Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. (Thaha, 20:47)

Keselamatan bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk Nabi (saw).  Ya, kita berusaha untuk mengikuti jalan Nabi Penutup (saw), Sayyidi ‘l-awwaliin wa ‘l-akhiriin.  Kita adalah para pendosa. Kita tahu bahwa kita adalah para pendosa, tetapi saya pikir kita tidak mengganggu kehormatan Nabi Penutup (saw).  Kita adalah para pendosa, tetapi manusia yang paling mulia adalah Sang Nabi Penutup (saw), (Mawlana Syekh berdiri lalu duduk kembali) dan kita berharap bahwa beliau akan memberikan syafaatnya bagi para pengikutnya yang lemah!

Wahai Tuhan kami!  Kami tidak menyukai orang-orang yang salah, dan fitnah itu akan menjadi akhir dari zaman ini.  Begitu banyak fitnah yang muncul, sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi Penutup (saw), begitu banyak hal-hal palsu yang muncul menentang Islam sejati dari para pengikut Setan.  Mereka akan datang menentang posisi mansyuur (yang mendapat Dukungan Ilahi) dan mereka akan mengatakan, “Ini salah, itu benar.”   Akhbathu ‘n-naas, orang-orang yang sangat kotor, yang mengikuti ego mereka, heh?  Ego itu mengikuti Setan.

Wahai Tuhan kami!  Jagalah kami agar tidak terjatuh dalam perangkap Setan.  Setan berusaha sejak zamannya Nabi Penutup (saw) hingga akhir zaman, mengatakan, “Aku tidak akan membiarkan umatmu mengikutimu, tetapi aku akan membuat umatmu mengikutiku, khususnya di akhir zamanmu.”  Setan telah melakukan yang terburuk untuk membuat fitnah besar melalui Islam, mengapa? Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Penutup (saw), “Akan ada 73 golongan.” Beliau (saw) memberi peringatan kepada umatnya, “Wahai manusia!  Ikutilah jalan yang benar, karena ada begitu banyak jalan yang akan muncul dan setiap orang akan mengatakan, ‘Ikutilah jalan kami, ikutilah jalan kami,’ tetapi mereka membawa kalian ke dalam perangkap mereka. Mereka semua akan terjatuh dari jembatan Shirath.”  Semoga Allah mengampuni kita.

Wahai manusia!  Apa yang kami katakan adalah tidak mudah, karena hari Kamis (atau Rabu malam) adalah hari kelahiran Nabi Penutup (saw), sebuah perayaan menentang gagasan yang salah akan terjadi di Bumi dan begitu pula di Langit.  Seluruh Langit akan dihiasi dengan dekorasi yang begitu rupa yang belum pernah muncul sebelumnya, untuk merayakan “Malam Kelahiran Nabi Penutup (saw)!” (Mawlana Syekh berdiri). Yaa Muhammad!! Yaa Allah!! (Mawlana Syekh duduk kembali).

Seluruh malaikat, seluruh Muslim sejati, ruh mereka bernyanyi, jiwa sejati mereka bernyanyi, yaa Muhammad, Dost Muhammad canım pek sever seni.  Ribuan dan ribuan nasyid yang indah dilantunkan di Langit; malam itu akan menjadi malam perayaan di Langit, untuk Mukmin sejati yang hatinya penuh dengan kecintaan pada Sayyidina Muhammad!! (Mawlana Syekh berdiri dan duduk kembali.)  Oleh sebab itu, seluruh Muslim selama berabad-abad, mereka menyanyi dan melantunkan,

Huuuuu Huuuu Huuuuu Huuuuu Huuuuuu Huuuuuu
Huuuuu Huuuu Huuuuu Huuuuu Huuuuuu Huuuuuu Huuuu yaa Muhammad
Huu Huuu Huuuu Huuu Huuuuu Hu Huuu Hu Huuu Hu Huuuu Huuuu Hu Huuuuuu.

Fatihah.

Dari Samudra yang Tak Bertepi, apa yang kita katakan adalah sebagai takzim, penghormatan kepada Nabi Penutup (saw), dan itu lebih kecil daripada sebuah atom!

Huu Huuuu Huuuu Huuuuu Huuuu Huuuu.

Wahai para malaikat, bawalah mereka pergi, mereka yang penuh kedengkian, yang membenci Nabi Penutup (saw); Nabi yang paling dicintai di Hadirat Ilahi!  Bawalah mereka pergi atau bawalah mereka pada jalannya.

Fatihah.

(43 menit) (535)

Alhamdulillah.

(Mawlana Syekh berbicara dengan Hajjah Naziha di telepon.)

Rahasia Thariqatu ‘l-`Aliyyah

Mawlana Syekh Nazim al-Haqqani (q)

Lefke, Siprus, 23 Februari 2013

192_9286


A’udzu Billahi min asy-syaythani-r rajim

Bismillahi-r Rahmani-r Rahim

Madad Ya Sultan Al-Anbiya’ Sayyidi -l Awwalin wa -l Akhirin.

Jalan kita adalah melalui shuhba (asosiasi) dan kebaikan berada dalam kebersamaan.  Ini adalah prinsip Thariqatu ‘l-`Aliyyah.  Tujuan dari shuhba adalah untuk mendidik murid, dan itu bukan melalui jalan yang sulit.

Syekh, Bismillahi-r Rahmani-r Rahiim, ada dua macam, … Di antara mereka yang merupakan pendidik, dan sebagian lagi adalah pemimpin.  Tetapi Syekh Tarbiyah/pendidik adalah lebih tinggi dalam hal kebesaran dan kekuatannya. Mereka mengetahui jalan.  Tanpanya orang-orang tidak akan sampai dan mungkin akan menyesatkan diri mereka sendiri dan juga orang lain. Thariqatu ‘l-`Aliyyah ini memerlukan seorang pelatih yang sempurna yang mampu memimpin hamba-hamba Tuhan menuju jalan kebenaran.  Jumlah mereka semakin sedikit sekarang ini. Itu artinya kemunculan mereka sudah dilarang. Mereka dilarang untuk tampil kecuali mendapat izin.  Mereka harus mempunyai izin untuk mengajar dan berbicara mengenai materi-materi yang tersembunyi, begitu juga dengan materi yang umum dan jelas di dalam Thariqatu ‘l-`Aliyyah.   Kita hidup di zaman ini…

Bismillahi-r Rahmani-r Rahim, ada 41 tarekat, di mana 40 di antaranya telah menutup pintunya dan hanya satu tarekat yang terbuka; yaitu Thariqatu ‘n-Naqsybandiyyatu ‘l-`Aliyyah.  Jika Imam dari tarekat lainnya datang, mereka harus minta untuk dilatih secara spritual, untuk dilengkapi oleh seorang Syekh yang sempurna di dalam Thariqatu ‘n-Naqsybandiyyatu ‘l-`Aliyyah, atau Jalan Naqsybandi yang mulia.  Mereka harus tahu hal ini, jika tidak, mereka tetap berada di level mereka.

Mawlana Syekh, Sulthanu-l Awliya, yang namanya disebutkan dalam sanad emas Thariqatu ‘l-`Aliyyah, beliau adalah yang terakhir dalam membawa rahasia terbesar dari Thariqatu ‘n-Naqsybandiyyatu ‘l-`Aliyyah.  Beliau telah meninggalkan kita… meninggalkan… beliau meninggalkan seseorang untuk melanjutkan Thariqatu ‘l-`Aliyyah. Jalan lainnya telah tertutup. Kalian mengerti? Mereka telah tertutup. Mereka menuruni bukit, sekarang waktunya untuk mendaki bukit, tetapi mereka tidak mempunyai kekuatan untuk mendaki, kecuali Thariqatu ‘n-Naqsybandi.  Mereka harus mengetahuinya, jemaah ini—Thariqah Syadzili dan thariqah lainnya, bahwa di masa sekarang, kekuatan dari lokomotif adalah bersama Naqsybandi, tidak ada yang lainnya. Mereka harus tahu dan mencari pelatihan spiritual. Tidak ada seorang pun di antara Timur dan Barat, Syadzili atau thariqah lain cocok untuk urusan ini, karena mereka telah mencapai … mereka tidak mempunyai kekuatan, mereka duduk, makan, minum dan menikmati perkataan bahwa mereka adalah para Syadziliyyin, atau Qadiriyin atau Rufa’iyyin, atau salah satu dari ke-41 thariqah.  Mereka seperti ini, berpikir untuk mencapai apa yang kita capai, tetapi mereka tidak dapat mencapainya kecuali dengan sebuah lokomotif. Mereka menemukan sebuah jalan yang mudah untuk berjalan, tetapi jika seperti orang ini yang mendaki bukit, apa yang kita lakukan? Duduk di sini sampai lokomotif datang untuk membawa mereka dan menggerakkan mereka. Kalau tidak, itu mustahil.

Mereka berkata, “Datanglah kepada kami.”  Kita boleh mendatangi pertemuan dari salah satu thariqah.  Mereka senang untuk duduk dan berzikir, menikmati undangan bahwa Syekh mereka adalah seperti ini dan itu.  Ya, Syekh kalian seperti ini, tetapi kalian tidak mengikuti jejak kaki mereka. Mereka menjadi seperti anggur yang diperas, mereka telah terbenam di dalam dunia ini.  Kita sekarang berada di zaman di mana hanya ada sedikit orang; tidak ada orang-orang sejati yang tersisa, dan semua awliya telah lenyap. Inilah yang mereka katakan, para awliya telah lenyap, mereka tidak terlihat.

Jemaah ini, mereka bicara tetapi mereka tidak mempunyai rahasia; rahasia thariqah, mereka tidak mempunyainya.  Jika jalannya mudah untuk dijalani, ketika waktunya tiba, seperti sekarang, untuk mendaki—kalian menyebutnya apa?  Tongkat geser (alat untuk membantu jalan), mereka memerlukan tongkat geser. Saya biasanya selalu duduk di samping sopir, mungkin selama 60 tahun, saya tidak pernah tahu mereka masuk ke gigi satu, dua atau tiga.  Jemaah ini seperti itu, mereka tidak mempunyai sopir, masing-masing berusaha untuk dirinya sendiri. Untuk apa? Dengan syekh yang mana kalian melanjutkan latihan kalian? Syekh mana yang mempunyai izin? Siapa yang memberi kalian latihan spiritual?  Tetapi mereka seperti “siapa yang meniru suatu kelompok, maka ia termasuk di antara mereka” (Hadits) “Orang-orang akan dibangkitkan bersama dengan orang yang mereka cintai.” (Hadits). Mereka cinta, tetapi mereka mencintai thariqah mereka melebihi Thariqatu ‘l-`Aliyyah.  Mereka akan tetap berada di tempatnya.

Biarkan mereka menikmati apa yang mereka pelajari dan selesai.  Tetapi tidak ada mesin untuk menggerakkannya… tidak ada mesin untuk menggerakkan mereka.  Dari Timur ke Barat sudah jelas bahwa Sanad Emas Naqsybandi kita berakhir pada Mawlana Sulthanu-l Awliya, Syekh `Abdullah Ad-Daghestani (q).  Masalah ini memerlukan keseriusan dan siapa yang berusaha, mereka akan mendapatkannya. Segala yang disukai ego mereka, mereka memberikannya, lalu mereka mengaku bahwa kami berada dalam thariqah seperti ini. Tidak!  Kalian seperti orang yang pergi piknik. Biarkan mereka. Biarkan salah seorang di antara mereka mengaku bahwa ia adalah seorang pelatih spiritual. Ia akan senang untuk duduk bersama mereka, kami tidak keberatan. Ia bisa memberi, tetapi mereka, jemaah ini, tidak mampu memberikan apa-apa kepadanya.  Jika mereka mengambil manfaat darinya, mereka akan sangat beruntung, kalau tidak jika ia datang bersama mereka dan mereka tidak mendapat apa-apa, maka mereka telah menyia-nyiakan waktu mereka.

Syekh, tidak ada lagi Syekh.  Para wali sudah tiada. Semua Syekh, Syekh sejati adalah wali Allah (swt).  Dan mereka tidak perlu untuk menampakkan diri mereka dan untuk memanggil orang agar datang kepada mereka, tidak.  Untuk mengunjungi saudara-saudara dan tinggal bersama mereka adalah diizinkan, tidak perlu menghentikan hal itu. Jika ia senang mengunjungi mereka, kunjungilah mereka.  Tetapi jika mereka ingin memberinya, ia mempunyai emas, sementara mereka mempunyai tembaga atau kaleng. Kaleng! Sementara ia mempunyai emas, atau berlian.

Ini adalah hal yang sensitif.  Para wali sudah tiada. Syekh kita dulu berkata, “Di Damaskus ada 40 di antara mereka.”  Syekh Effendi ketika dalam perjalanan ke Masjid ‘Umawi, melalui Suq al-Hamidiya, mereka datang dan Syekh Effendi datang dari arah berlawanan, mereka biasanya mengganti arahnya.  Mereka biasa menakut-nakutinya tetapi Syekh Effendi tidak pernah terpengaruh sama sekali. Beliau sungguh diperkaya dengan Ilmu Sejati. Beliau tidak memerlukan apa-apa. Para Awliya Allah (swt) adalah seperti ini.  Mereka tidak ingin keadaan spiritual mereka terbuka, tidak. Tidak ada izin untuk itu. 40 di antara mereka pergi ke Masjid ‘Umawi setiap hari, sebagian di antara mereka duduk selama setengah jam, sebagian lagi satu jam, dan sebagain lagi 20 menit di (makam?) Sayyidina Yahya (a).  Shalawat dan salam semoga tecurah pada Nabi kita (s). Ketika mereka mengatakan ia lenyap, ia lenyap, jangan bertanya mengenainya. Jangan bertanya mengenainya, karena kalian tidak mempunyai keseimbangan untuk mengetahuinya. Jagalah adab kalian terhadap setiap orang, sehingga tidak ada yang dapat menahan kalian.

Mereka adalah anak-anak Nabi (s).  Ia mempunyai karisma spiritual, ia mempunyai daya tarik, oleh sebab itu, mereka senang bersamanya. Tidak ada masalah.  Ia memberi kepada mereka, tetapi mereka tidak memberi apa-apa kepadanya.

Semoga Allah (swt) menjaga kita teguh di jalan yang Haqq, karena kita tidak menginginkan dunia ini.  Selesai. Dunia ini adalah bangkai, mereka yang mengejarnya adalah anjing-anjing. Tidak, kita mempunyai ribuan pengikut!  Kalian adalah seorang hamba, dan saya juga seorang hamba. Tidak lebih dari ini. Jika ada pelatihan dalam hal adab, ambillah dari setiap orang, kami tidak keberatan, tetapi jika tidak, maka jangan membuang-buang waktu.

Masya’Allah!  Ia mengambil karena ini, mereka ingin agar ia datang bersama mereka.  Kami tidak keberatan. Jangan berpisah dengan mereka, jika mereka memintamu atau ingin agar engkau datang bersama mereka, bawakan sesuatu untuk mereka agar mereka bahagia, kami tidak keberatan.  Kami tidak melarang siapapun, dan kami adalah orang yang paling miskin, yang paling lemah.

Saya berpikir bahwa sekarang awan telah tertarik oleh sebuah mesin ke kiri atau ke kanan, atau dengan baterai?  Inilah yang saya pikirkan. Saya punya banyak waktu….

Syekh Bahauddin:  Syekh tidak mempunyai pekerjaan (bercanda)

Mawlana: Ketika masya Allah, ia aktif.  Biarkan ia memikirkannya soal itu.

Syekh Bahauddin: Apakah awan mempunyai mesin atau tidak? Atau ia mempunyai kait untuk ditarik?

Mawlana:  Ini adalah pekerjaan saya, jika mereka suka, “selamat datang!”  Jika tidak, biarkan mereka pergi. Silakan cek bagaimana awan bergerak, apakah ia ditarik atau apakah ia bergerak seperti ini?  Saya melihat, lalu ada orang yang kurang pandai datang dan bertanya mengenai berbagai hal dan itu membuat saya marah. “Yahuu! Saya berpikir sekarang “ “Apa yang engkau pikirkan wahai Syekh?”  “Aku berpikir tentang awan.” “Awan?” “Awan…apakah mereka ditarik dengan kaitan atau dengan mesin?”

Syekh Bahauddin: Inilah yang syekh pikirkan.

Mawlana: Saya memberinya izin, biarkan ia menanyakan hal ini.  Sibukkan dirimu dengan hal-hal seperti ini. Apa yang bisa kita lakukan, ini yang tertinggi.  Beberapa orang ketika mereka muncul dari sisi itu, saya mengumpat pada mereka. Inilah cara mengajar orang di masa ini, mereka tidak mengerti kecuali dengan bahasa umpatan.

Semoga Allah mengampuni saya.  Wali-wali lainnya tertawa ketika saya berbicara seperti ini.  Mereka senang ketika saya berbicara seperti ini. Mereka duduk seperti ini, “Apa yang engkau pikirkan wahai Syekh?”  “Aku berpikir berapa ton berat awan itu?” “Engkau tidak punya pekerjaan lain?” “Tidak, saya sudah pensiun. Saya sudah pensiun.  Saya berpikir tentang cara menimbang awan, meletakkannya ke dalam timbangan.” “Oh faqir, maafkan aku.” Semoga Allah mencurahkan Kemurahan-Nya pada kalian. Fatihah.

ISLAM ADALAH KELEMAHLEMBUTAN, BUKANNYA KEKERASAN

26232970_10155247207760886_4282231109363833993_o

Nabi Muhammad ﷺ berkata kepada Mu’adz (radhiAllahu `anhu) ketika beliau pergi ke Yaman, “Bersikaplah lemah lembut terhadap mereka, jangan menyerang, jangan berbicara buruk, berbicaralah hal-hal yang baik karena mereka mempunyai hati yang lembut.” Jadi Mu’adz dan dan umat Muslim membangun tenda di luar kota dan setiap kali waktu salat tiba, mereka berdiri, mengambil wudu, membersihkan diri mereka, kemudian salat. Orang-orang Yaman mengamati mereka dan dari luar kota utusan Nabi (saw) itu membantu mereka dan melakukan hal-hal yang baik bagi mereka dari tenda-tendanya sehingga orang-orang mulai menyukai mereka dan bertanya, “Bolehkah kami berdoa bersamamu?”

Dengan cara inilah perlakuan terhadap hati mereka dimulai, yaitu dengan kelembutan dan keringanan, mereka mampu menarik hati orang-orang, sehingga ketika mereka berkata, “Dapakah kami berdoa bersamamu?” itu semakin berkembang dan setelah enam bulan mereka mengucapkan Syahadat dan menjadi Muslim. Nabi ﷺ menasihati Mu`adz agar bersikap lunak dan lemah lembut karena dengan demikian setiap orang akan mencintai kita. Islam adalah lemah lembut, bukan kekerasan.

ISLAM IS SOFTNESS, NOT HARDSHIP

Prophet Muhammad ﷺ told Mu’adh (radhiAllahu anhu) when he went to Yemen, “Be lenient with them, be soft, don’t attack and don’t speak badly, speak good, nice things because they have soft hearts.” So Mu’adh and the Muslims camped outside the city and whenever prayer time came they stood up, made wudu, washed themselves and prayed. The people of Yemen observed them and from outside the city Prophet’s emissaries helped them and did good things for them from their tents, so the people liked them and asked, “Can we pray with you?”

In this way the treatment on their hearts began: with leniency and softness they attracted people, so when they said, “Can we come and pray with you?” it developed further and after six months they took Shahaadah and became Muslim. Prophet ﷺ advised Mu`adh to be soft and lenient as then everyone will love us. Islam is softness, not hardship. 

Shaykh Hisham Kabbani
Nazimiyya Indonesia

BAGAIMANA MENGENAL SYAIKH KALIAN YANG SEJATI

26195440_1543048565782130_6226989833523948471_n

Syaikh kalian yang sejati bukan selalu adalah syaikh yang perkataannya biasa kalian dengar [suhbah, nasihat atau ceramahnyanya]​; namun, Syaikh kalian yang sesungguhnya adalah seseorang yang dari dirinya kalian merasakan tambahan himmah (energi ketaqwaan, red.) setelah kalian duduk bersamanya. Syaikh yang sejati membina diri kalian hingga kalian merasa lebih kuat dalam ketaatan dan taqwa.

Syaikh yang mesti kalian ikuti adalah syaikh yang mengeluarkan diri kalian dari belenggu keinginan buruk di dunia ini dan yang akan mengantarkan kalian dengan menggandeng tangan kalian menuju Hadirat Ilahi untuk menghubungkan hati kalian satu demi satu dengan ​A​wliyaullah.

Jangan mengikuti, jangan dengarkan [jangan patuhi] dan jangan berada bersama seseorang yang kalian rasa tidak memberikan perbaikan apa pun pada diri kalian, karena apapun Maqam yang ia miliki, kalian tidak merasa diri kalian menjadi lebih baik bersamanya.

HOW TO KNOW YOUR REAL SHAYKH

Your shaykh ​is not [necessarily] the one ​who​se speech you hear​ [listen to his suhbahs]​; rather, your shaykh is the one from whom you felt energy after you s​a​t with him. He builds you up and you feel strong.

The shaykh you must follow is the one who takes you out of the prison of bad desires of this #dunya and he will take you by your hand to the Divine Presence to connect your heart one-after-one ​with ​A​wliyaullah. Don’t follow, don’t listen to [obey] and don’t accompany someone you feel is not raising you, because whatever his state is you don’t feel you have been raised.

~ Shaykh Hisham Kabbani
Nazimiyya Indonesia
____
FB: Naqshbandiyya Nazimiyya
Telegram: https://t.me/nazimiyya
Twitter: @IDNazimiyya

Pentingnya Shalat Berjamaah

22467541_1480141255373556_6479277704273669183_o
 

Nabi (saw) bersabda,
صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة
Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 27 derajat. (Bukhari, Muslim)
 
Mengapa 27 kali lipat? Kejadian penting apa yang terjadi pada hari ke-27? Israa’ wa ‘l-Mi`raaj dan Laylat al-Qadr! Allah (swt) menurunkan al-Qur’an Suci kepada Nabi-Nya, Sayyidina Muhammad (saw), pada malam Laylat al-Qadr, malam ke-27 dari bulan Ramadhan! Jadi, setiap kali seseorang melakukan shalat berjamaah, ia akan mendapat berkah seolah-olah ia telah mengkhatamkan al-Qur’an, karena setiap kali kalian shalat berjamaah, kalian tidak shalat di ruangan ini, tetapi ruangan ini akan lenyap dan kalian akan shalat di bayna yaday ar-Rahman, di antara Tangan-Tangan Allah di Hadhratillah.
 
Untuk setiap shalat yang dikerjakan secara berjamaah, kalian akan menerima berkah penuh dari al-Qur’an Suci yang Allah karuniakan kepada Nabi-Nya (saw)! Dari rahasia tersebut para Awliyaullah menyukai shalat berjamaah dan sekarang kita memohon kepada Allah (swt) untuk memberi kita kekuatan untuk melakukan shalat berjamaah.
 

The Importance of Praying in Congregation

The Prophet (s) said:

صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة

Prayer in congregation is twenty-seven times the value of prayer by oneself. (Bukhari, Muslim)

Why is it twenty-seven times? What importance happens in a month on the 27th day? Israa’ wa ‘l-Mi`raaj and Laylat al-Qadr! Allah (swt) sent the Holy Qur’an to His Prophet, Sayyidina Muhammad (s), on Laylat al-Qadr, the 27th night of Ramadan! So whenever anyone prays Salaat al-Jama`ah he will get the blessings as if he read the whole Holy Qur’an, because every salaat you pray in jama`ah you are not praying in this room, but this room will disappear and you will pray it bayna yaday ar-Rahman, between the Hands of Allah in the Divine Presence.

For every prayer prayed in jama`ah you will receive the complete blessings of the Holy Qur’an which Allah granted His Prophet (s)! From that secret Awliyaullah like to pray Salaat-al-Jama`ah and now we ask Allah (swt) to give us that power to pray Salaat al-Jama`ah.

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
Nazimiyya Indonesia

Pentingnya Shalat

22519685_1480139122040436_8055383333622432922_o
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. (Surat al-`Ankabuut, 29: 45)
 
Di sini masalah yang terpenting adalah bahwa Allah mengatakan di dalam al-Qur’an Suci bahwa shalat mencegah dan menghindarkan kalian dari sesuatu yang salah, dari dosa, fahsya, korupsi, dan berbagai kesalahan. Bila kalian shalat, Allah (swt) akan menjadikan fahsya kalian menjadi amal yang lebih baik. Grandsyekh, semoga Allah memberkahi ruhnya, mengatakan bahwa, “Jika kalian ingin tahu apakah shalat kalian diterima atau tidak, cek apakah kalian mengalami kemajuan hari demi hari atau tidak. Jika tidak, itu artinya ada masalah di dalam shalat kalian
yang harus diperbaiki.”
 
Inna ‘sh-shalaata tanha ʿan al-fahsyaa’i wa ‘l-munkar, sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Selesai. Shalat akan menghentikan kalian dari melakukan sesuatu yang salah, korupsi. Shalat pasti akan menghentikan kalian! Allah (swt) akan memberkahi kalian bila kalian shalat karena dengan demikian kalian menjadi bayna yaday ar-Rahman, di antara Tangan-Tangan Allah (swt). Segera setelah kalian mengangkat tangan kalian untuk bertakbir, “Allahu Akbar,” kalian sungguh berkata, “Yaa Rabbii! Kami datang pada-Mu.”
 
Sangat penting untuk tidak melewatkan shalat kalian. Bahkan ketika di dalam pesawat kalian bisa shalat dengan cara yang memungkinkan. Jika kalian tidak menemukan jalan, kalian dapat melakukannya dengan duduk, atau dengan menggerakkan mata atau kepala kalian, karena sekarang ini ada begitu banyak rintangan, tetapi jangan membiarkan shalat kalian terlewati. Kalian dapat melakukan shalat dengan duduk di dalam mobil, kemudian mengulanginya ketika telah sampai di rumah.
 
The importance of prayers

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ

Indeed the prayer restrains from shameful and unjust deeds. (Surat al-`Ankaboot, 29: 45)

Here the important matter is that Allah says in the Holy Qur’an that salaah prohibits and takes you away from something wrong: sins, fahsha, corruption, too many sins, too many mistakes. When you pray, Allah (swt) will turn your fahsha into better `amal. Grandshaykh, may Allah bless his soul, said, “If you want to understand how you much your salaah is accepted or not, check if you are improving day after day: if you are not improving, it means there is a problem in your salaah that you have to fix.”

Inna ‘s-salaata tanha ʿan al-fahshaa’i wa ‘l-munkar, Indeed the prayer restrains from shameful and unjust deeds. Finished. Prayer will stop you from doing something wrong, corruption. It has to stop you! Allah (swt) will bless you when you pray because then you are bayna yaday ar-Rahman, between the Hands of Allah (swt). As soon as you raise your hands to say “Allahu Akbar,” you are really saying, “Yaa Rabbee! We are coming to You.”

It is very important not to miss your prayers. Even on a plane you can pray in any possible way. If you cannot find a way, you can pray sitting or by moving only your eyes or your head, because there are so many obstacles these days, but don’t let the prayer be lost. You can pray sitting in the car sitting, then when you go home repeat it.

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
Nazimiyya Indoneisia